Rabu, 27 Maret 2013

Penelitian Pendidikan Observasi Lapangan ( MTs ASWAJA)


Oleh: Abang Rahmat, Kusmayudi, Amirul Faisol, & Sahbani

ABSTRAK:
Penelitian berjudul “Sejarah Perkembangan Perguruan Yayasan Mts ASWAJA (1987-2012) berdiri atas wakaf yang diberikan oleh bapak H. Usman Umar Alm dan bapak Abdullah kepada bapak H. Hakim Shaleh  bersama bapak Munawar Khalahan dan kemudian didanai oleh partai PPP dengan ketua saat itu bapak Munawar Khlahan dan juga sebagai wakil ketua DPRD. Hal ini yang melatar belakangi berdirinya Mts ASWAJA. Kemudian atas inisiatif warga untuk membuat suatu lembaga pendidikan. Dan pada tanggal 14 Mei 1987 maka berdirilah Mts ASWAJA dengan kepala sekolah bapak Hakim Shaleh sampai bapak Sholihin sekarang dan dibantu oleh guru-guru. Dengan berdiri selama 25 tahun sebagai sekolah sawasta dan berada diantara sekolah-sekolah di sekitarnya tak membuat Mts ASWAJA ini kalah dalam persaingannya, kualitas dan kuantitas guru-gurunya yang membuat Mts ASWAJA selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahunnya. Ini tandai dengan data statistik Mts ASWAJA yang setiap tahunnya semakin meningkat.
Penelitian ini berupaya mengurai sejarah perkembangan Mts ASWAJA sejak berdirinya tahun 1987 hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengurai beberapa hal, yaitu: (1) Latar belakang berdirinya Mts ASWAJA. (2) Perkembangan dan pertumbuhan Mts ASWAJA. (3) Hambatan dan tantangan Mts ASWAJA. (4) Faktor pendukung eksistensi lembaga-lembaga pendidikan Mts ASWAJA.
Untuk mengurai empat hal di atas, penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Pengumpulan data atau sumber; (2) Melacak narasumber yang bersangkuatan. (3) Hipotesis atas data yang dikumpulkan.
Dari hasil penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa berdirinya Mts ASWAJA atas wakaf dan inisiatif dari bapak H. Hakim Shaleh yang dibantu oleh rekan-rekanya dan didanai oleh partai PPP maka berdirilah Mts ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah) pada tahun 1987. Dan lembaga pada saat itu didirikan adalah Madrasyah tsanawiyah. Mts ASWAJA yang berdiri iurang lebih 25 tahun merupakan fase yang sangat panjang berkembang hingga saat ini tidak ditemukan sebuah hambatan untuk berkembang dan faktor yang menyebabkan Mts ASWAJA bertahan dan masih tetap eksis adalah pendekatan dari pihak sekolah kepada siswa dan kepada orang tua murid merupakan resep yang digunakan pihak sekolah untuk mengembangkan sekolahnya untuk tetap menjadi tebaik serta dari kegiatan ekstrakulikulernya membuat orang tua siswa memilih menyekolahkan anaknya ke Mts ASWAJA dan kebutuhan masyarakat pengetahuan agama.



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Bila dipandang dari sudut etnologi, asal-usul keturunan bangsa Indonesia berasal dari rumpun bangsa Austronesia dari Hindia Belanda. Sekarang termasuk daerah Thailand, Birma, Kamboja, Laos, Khmer, dan Tonkin. Kehidupan bangsa Indonesia pada saat itu masih bergantung pada alam. Sehingga menyebabkan menyebarlah penduduk Indonesia ke seluruh pelosok tanah air. Nama Indonesia pertama kali disebut oleh orang Inggris yang bernama Richard Legan. Ia menyebut ‘Indonesia’ dengan bermaksud bersinonim bagi istilah India atau kumpulan Indonesia.
Berbicara kapan Islam masuk ke Indonesia pastinya siapa yang membawa Islam itu sendiri ke Indonesia. Sebelum Islam masuk ke Indonesia ternyata bangsa Indonesia sendiri sudah memeluk berbagai macam kepercayaan dan agama. Kepercayaan itu disebut animisme dan dinamisme, sedangkan agamnya Hindu dan Budha. Islam datang ke Indonesia tak lain melalui dari perdagangan dan pelayaran. Hubungan perdagangan dan pelayaran sangat erat kaitannya antara bangsa-bangsa yang mendiami Asia, baik bagian barat, bagian timur maupun bagian tenggara, sudah ada sejak abad pertama masehi. Dua faktor yang menyebabkan Indonesia mudah dikenal di negara luar
1.    Faktor letak geografis yang strategis, yaitu Indonesia berada di persimpangan jalan raya internasional dan jurusan Timur Tengah, Tiongkok, melalui lautandan jalan menuju benua Amerika dan Australia
2.    Faktor kesuburan tanahnya yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang dibutuhkan oleh bangsa-bangsa lainnya. Misalnya, rempah-rempah (Depag, 1985: 128)
Sejarah membuktikan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7M/1H (Sidi Ibrahim Buchari, 1981: 32) dengan ditandai adanya kerjaan tertua di Indonesia pada abad ke-13, seperti Perlak pada tahun 1292, Samudra Pasai pada tahun 1297 di Aceh. Melalui pusat-pusat perdagangan di daerah pantai samudra utara dan urat perdagangan di selat Malaka, agama Islam terus menyebar ke pulau Jawa dan ke Indonesia ke bagian Timur. Walaupun terjadi perperangan masuknya Islam ke Indonesia dan peralihan Hindu ke Islam terjadi secara damai (BP3K Depdikbud, 1979: 31).
Ajaran Islam tentunya bermuatan tentang pendidikan. Terutama kita berbicara pendidikan di Kalimantan khususnya. Islam masuk ke Kalimantan pada abad ke-15 dengan cara damai yang dibawa oleh sunan Bonang dan Sunan Giri mempunyai santri di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Gubahan Sunan Giri bernama Kalam Muyang, sedangkan Gubahan Sunan Bonang bernama Sumur Serumbung. Pada tahun 1716 di Kalimantan terdapat ulama besar bernama Syekh Arsyad Al-Banjari dari desa Kalampayan yang terkenal dengan sebagai pendidik yang mubaligh besar. Perkembangannya kemudian memunculkan madarsah-madrasah di Kalimantan anatra lain:
1.    Pesantren/Madrasah di Kalimantan Barat (Pontianak)
a.    Madrasatun Najah Wal Fatah di Sei Bakau Besar Mempawah pada tahun 1918 M
b.    Madrasah Perguruan Islam di Sambas (1922 M)
c.    Madrasah Al-Raudathul Islamiyah di Pontianak (1936)
d.   Persatuan madrasah-madrasah Islam (PERMI) pada tahun 1954 M di Pontianak dengan tujuan:
1)   Menyatukan nama-nama madrasah, Madrasah Islam Ibthidaiyah (SRI), Madrasah Tsanawiyah (SMIP)
2)   Menyatukan leerplan dari kitab-kitabnya
3)   Mendirikan ikatan atau federasi (Mahmud Yunus, 2008: 384)

2.    Sekolah Menengah Islam Pertama di Banjarmasin di Kalimantan Selatan pada tanggal 15 Oktober 1946.murid yang diterima pada sekolah ini adalah tamatan SR, dan tamatan madrasah

3.    Madrasah Normal Islam Amuntai pada tahun 1928 M didirikan oleh H. Abdur Rasyid dengan sekolah Arabische School. Dan kemudian diteruskan oleh H. Juhri dari tanggal 4 febuari1934- akhir tahun 1941 (Mahmud Yunus, 2008: 388)

4.    Ikatan madrasah-madrasah Islam Amuntai pada tahun 1945 M dengan tujuan:

a.    Menciptakan adanya pendidikan dan pengajaran Islam
b.    Memperluas berdirinya perguru-perguruan Islam
c.    Memperbaiki organisasi dan leerplan perguruan-perguruan Islam yang telah ada, agar sesuai dengan hajat manusia.

B.            Signifikansi
Penelitian ini di laksanakan adalah untuk mengetahui tentang sejarah berdirinya Mts ASWAJA. Selain itu manfaat lainnnya dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja yang tekait dengan sejarah berdirinya Mts ASWAJA ini, diantaranya untuk mengetahui yayasan yang menaungi Mts ASWAJA tersebut.

C.           Fokus Penelitian
Berdasarkan dalam penelitian terhadap lembaga pendidikan Mts ASWAJA ada beberapa hal yang perlunya di sampaikan kepada pembaca untuk itu peniliti dengan fokus penilitian sebagai berikut:
1.    Sejarah berdirinya Mts ASWAJA
2.    Perkembangan dan pertumbuhan Mts ASWAJA
3.    Faktor kemajuan dan penghamba berkembangkan Mts ASWAJA
D.           Tujuan Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian ini tentunya penulis mencoba untuk memberikan sedikit pengetahuan terhadap para pembaca. Adapun tujuan dari penelitian ini penulis mencoba untuk mengetahui bagaimana sekolah yang berbasis agama dapat memberikan dampak kepada masyarakat pentingnya pengetahuan agama kepada seluruh masyarakat terkait dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian itu penelitian ini berupaya untuk selalu menjadikan kita untuk lebih mengali ilmu yang terbaru sesuai dengan perkembagannya. Selain itu juaga penulis ingin memberikan pengetahuan perkembangan lembaga pendidikan, terutama untuk di wilayah Sui Kakap khususnya Mts ASWAJA.



BAB II
SEJARAH BERDIRI MTS ASWAJA
A.           Berdirinya Mts ASWAJA
Mts ASWAJA merupakan sekolah yang berdiri pada tahun 1987 di bawah naungan sebuah yayasan. Sekolah yang terletak di jalan Husein Hamzah pal V dengan nomor. Aswaja adalah singkatan dari Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang berarti sekolah yang bercirikan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Sebenarnya mts ASWAJA ini pada mulanya ingin diberi nama mts Al-Ma’rif akan tetapi pada saat itu Al-Ma’rif sudah ada yang menggunakan nama itu, maka Mts di beri nama Mts ASWAJA itu sampai saat ini. Mts ASWAJA sendiri umumnya sama dengan sekolah umum lainnya, baik dari segi ekstrakulikuler hingga intrakurikuler. Mts ASWAJA sendiri juga menggunakan Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Mts ASWAJA yang didirkan di atas tanah seluas kurang lebih 2000 m merupakan tanah hasil wakaf yang diberikan oleh bapak H. Usman Umar selaku lurah pal V dan Abdullah kadir tokoh masyarakat setempat, H.Munawar Khalahan sebagai ketua yayasan yang pertama sekarang alm dan juga sebagai ketua partai PPP. Beliau menyerahkan kepada Bapak Hakim Shaleh sebagai wakil ketua yayasan dan mempercayakan semuanya kepada beliau untuk di buat apa. Kemudian dengan beruding dengan shabat-sahabat beliau dan dukungan sang istri serta dengan keputusan hasil musyawarah maka dibangunlah sebuah sekolah dan masjid yang terletak tepat dihadapan Mts Aswaja, terpisah oleh jalan umum kakap, masjid tersebut bernama masjid Al-Mu’minin. Masjid Al-Mu’minin berdiri lebih dulu daripada Mts ASWAJA juga merupakan tanah hasil wakaf juga. Beberapa faktor berdirinya Mts Aswaja dan masjid diantaranya. Faktor pertama adalah atas kebutuhan pendidikan yang berbasis agama. Kebutuhan-kebutuhan kan pengetahuan agama dan pendidikan agama guna untuk kebutuhan anak-anak di sekitar masyarakat yang berada di lingkungan mts Aswaja. Kemudian faktor yang kedua memanfaatkan tanah hasil wakaf untuk didirikan sebuah bangunan sekolah dan masjid serta masyarakat yang fanatik terhadap agama. Hal ini yang membuat lembaga sekolah mts Aswaja berdiri. Faktor ketiga sebagai tujuan untuk berdakwah.
Dan untuk pertama kalinya guru-guru yang mengajar di Mts ASWAJA adalaha teman-teman dari bapak Hakim Shaleh sendiri yang berasal dari MAN 1. Adapun tokoh-tokoh yang turut ikut dalam pendiri Mts ASWAJA adalah:
1.    Munawar Arham
2.    Urai Faisol Hamid SH
3.    Sy. Abdullah Alwi
4.    Dr. Ahmad Zaim
Pada tahun 1987 berdirilah Mts ASWAJA dengan priodesasi kepala sekolah Mts ASWAJA sebagai berikut:
1.    H. Hakim Shaleh selama 18 tahun
2.    Syaifuddin selama 9 bulan
3.    H. Hakim Shaleh 4 bulan
4.    Rusli, S.Ag selama 2 tahun
5.    Nurdin, SE selama 2 tahun
6.    Mu’in, S.Pd selama 2 tahun
7.    Sholihin HZ, S.Ag sampai sekarang

B.            Perkembangan dan Pertumbuhan Mts ASWAJA
Perkembangan Mts ASWAJA dimulai sejak Mts ini berdiri dari tahun 1987 hingga sekarang. Kalau dilihat perkembangan dan pertumbuhan Mts ASWAJA dapat kita lihat dari beberapa faktor dan dari kepala sekolah yang pertama sampai saat ini perubahan demi perubahan ini ditunjukan pada saat bapak Hakim Shaleh pendiri Mts ASWAJA sekaligus menjabat sebagai kepala sekolah pertama pengabdian beliau selama 18 tahun membawa banyak begitu perubahan, diantara itu perubahan yang beliau lakukan adalah bangunan sekolah dulunya tidak menghadap ke jalan melainkan membelakangi jalan raya sekitar delapan tahunan kemudian di renovasi pada tahun 1995 untuk menghadap ke jalan raya serta banyak terjadi renovasi.
C.           Hambatan dan tantangan yayasan dalam perkembangan dan pertumbuhan
Dalam penelitian Mts ASWAJA, dan hasil dari wawancara antara peneliti dan narasumber, peneliti tidak menemukan hambatan dan tantangan yang begitu menantang baik dari luar maupun dari dalam yayasan dalam mengembangkan sebuah lembaga, hanya saja narasumber mengatakan ketika hendak mendirikan Mts ASWAJA tangtangan yang mereka hadapi adalah jalan yang tidak mendukung sehingga menyebabkan akses ke ASWAJA kurang lancar. Selain daripada itu hasil dari wawancara penulis dengan narasumber, narasumber mengatakan tidak adanya hambatan dan tantangan yang begitu serius.
Priodesasi ketua yayasan yang pernah menjabat
1.    H. Munawar Khalahan
2.    Sy. Abdullah Alwi

D.           Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Eksistensi Mts ASWAJA
1.    Faktor Pendukung Eksistensi
Melihat Mts ASWAJA yang berdiri kurun waktu dari tahun 1987 sampai 2012 selama 25 tahun merupakan suatu prestasi baik, sekolah yang sudah mempunyai banyak sejarah walaupun tidak seperti sekolah Madrasatun Najah Wal Fatah di Sei Bakau Besar Mempawah pada tahun 1918 M, Madrasah Perguruan Islam di Sambas (1922 M), Madrasah Al-Raudathul Islamiyah di Pontianak (1936), Persatuan madrasah-madrasah Islam (PERMI) pada tahun 1954 M di Pontianak (Mahmud Yunus: Enung K Rukiati dan Fenti Hikmawati, 2006). Kalau kita telusuri waktu selama itu tentunya pasti ada yang membuat sekolah tersebut bertahan sampai saat ini bahkan dapat menunjukan sesuatu perubahan yang sangat luar biasa dari tahun ke tahunnya.
Dari hasil penelitian penulis, resep yang membuat sekolah ini bertahan terdapat beberapa faktor dan samapai saat ini terus berkembang. Pertama manajemen kepengurusannya yang sangat baik berkat atas kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah berserta para gurunya yang menciptakan kepengurusan yang sanagat baik, imi terbukti dengan bertahannya Mts ASWAJA samapai saat ini yang terus berkembang. Kedua bentuk perhatian gurunya yang sangat luar biasa rasa bertanggung jawab yang tinggi guru-guru Mts ASWAJA kepada para peserta didiknya, bahkan hasil dari wawancara penulis antara penulis dan salah satu guru dan juga bendahara Mts ASWAJA. Ungkapnya pernah suatu ketika seorang peserta didiknya tidak hadir selama 2 hari ke sekolah masalah ini ditanggapi oleh guru-guru.
Ketiga bantuan berbentuk beasiswa yang diberikan oleh Depag ke Mts ASWAJA kemudian beasiswa itu terbatas untuk beberapa orang saja, atas inisiatif beberapa guru di sekolah tersebut untuk mengolah dana tersebutu untuk dapat di berikan kepada anak-anak yang memebutuhkan. Atas inisiatif tersebut bagi anak yang mendapatkan beasiswa itu digratiskan selama setahun dan enam bulan oleh pihak sekolah pertahunnya. Dan tahun kemarin selama dua tahun berturut-turut mendapat dana bantuan beasiswa satu orang lima ratus ribu. Rencananya tahun 2013 ini akan menambah aula baru. Keempat tingkat kedisiplin yang tinggi ini di tunjukan jam 06:50 siswa sudah masuk dan pulang jam 14:30.
2.    Faktor Penghambat Eksistensinya
Secara garis besarnya Mts ASWAJA adalah sekolah yang tidak seperti sekolah favorit pada umunya pada dulunya sekolah terakreditasi B kurus namun akhirnya dapat menunjukkan taringnya di dunia pendidikan akibat kepengngurusannya yang baik, bentuk perhatian yang lebih dari pihak guru-guru, kegiatan-kegiatannya yang mempunyai daya tarik yang sanagat luar biasa sehingga merubahnya sedikit demi sedikit.
Kalau kita lihat dari beberapa factor di atas dan hasil dari wawancara kami terhadap yang bersangkutan tidak terdapatnya factor penghambat mulai sejak terbentuknya Mts ASWAJA hingga saat ini. Hal mini akibat dari kerja professional seorang pemimpin yang baik dari segala aspeknya. Akibat dari segala itu sekolah tersebut mendapat prestasi yang semulanya terakreditasi B biasa menjadi B gemuk atau B plus.



BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Berangkat dari pembahasan yang telah di uraikan bab sebelumya, maka dapat di simpulkan beberapa hal mengenai sejarah berdirinya Mts ASWAJA diantaranya sebagai berikut; Mts ASWAJA merupakan sekolah yang berdiri pada tahun 1987 di bawah naungan sebuah yayasan. Sekolah yang terletak di jalan Husein Hamzah pal V dengan nomor. ASWAJA adalah singkatan dari Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang berarti sekolah yang bercirikan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Sebenarnya mts ASWAJA ini pada mulanya ingin diberi nama mts Al-Ma’rif tetapi pada saat itu Al-Ma’rif sudah ada sekolah yang memakainya maka mts ASWAJA lah penamaan itu sampai saat ini.
Mts ASWAJA yang didirkan di atas tanah seluas kurang lebih 2000 m merupakan tanah hasil wakaf yang diberikan oleh bapak H. Usman Umar selaku lurah pal V dan Abdullah kadir tokoh masyarakat setempat, H.Munawar Khalahan sebagai ketua yayasan yang pertama sekarang alm dan juga sebagai ketua partai PPP.
Perkembangan Mts ASWAJA dimulai sejak Mts ini berdiri dari tahun 1987 hingga sekarang. Kalau dilihat perkembangan dan pertumbuhan Mts ASWAJA dapat kita lihat dari beberapa faktor dan dari kepala sekolah yang pertama sampai saat ini perubahan demi perubahan ini ditunjukan pada saat bapak Hakim Shaleh pendiri Mts ASWAJA sekaligus menjabat sebagai kepala sekolah pertama pengabdian beliau selama 18 tahun membawa banyak begitu perubahan, diantara itu perubahan yang beliau lakukan adalah bangunan sekolah dulunya tidak menghadap ke jalan melainkan membelakangi jalan raya sekitar delapan tahunan kemudian di renovasi pada tahun 1995 untuk menghadap ke jalan raya serta banyak terjadi renovasi.

B.            Saran
Dari penulisan penelitian mengenai “Sejarah Berdirinya Mts ASWAJA” tentunya terdapat banyak kekurangan, baik itu dari segi penulisan, materi maupun gaya bahasa yang dipergunakan. Oleh karenanya masukan dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat di harapkan.



DAFTAR PUSTAKA
Enung K Rukiati dan Fenti Hikmawati. 2006. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, cet. I. Bandung: CV Pustaka Setia
Mahmud Yunus. 2008. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, cet. 3. Jakarta: Mahmud Yunus Wadzurriyah

Selasa, 26 Maret 2013

Sejarah Pendidikan Masa Dinasty Mamluk


Oleh : Nurlailia, Nurdiana & Andi Andri
 
A.           Sejarah Awal Terbentuknya Dinasti Mamluk
Proses berdirinya Mamalik dimulai dengan terbunuhnya Sultan Maliq al-Shaleh dari dinasti Ayyubiyah pada 14 Sya’ban 647 H/22 November 1249 M. ketika mempertahankan Kairo dari serangan tentara Salib dibawah pimpinan Lois IX (raja Prancis).
Konon katanya, setelah Sultan Maliq al-Shalehmeninggal maka  tampuk kepemimpinan sementara dipegang oleh permaisurinya yang bernama Syajaratud Dur. Pada mulanya, Syajaratud Dur adalah seorang budak sahaya Armenia yang dihadiahkan khalifah Musta’shim dari Baghdad kepada Maliku al-Shaleh dari Najmuddiyn Ayyub, Sultan Ayyubiyyah di Kairo. Syajaraatu Dur kemudian dimerdekakan dan diangkat menjadi permaisuri.[1] kepempimpinan Syajaaratudur berlangsungsekitar 3 bulan sampai terusirnya tentara Salib ke-7. Kemudian ia memanggil putra suaminya, Tauron Syah untuk menduduki takhta kerajaan. Namun Tauron Syah tidak menghargai usaha ibu tirinya. Ia bahkan berusaha menyingkirkannya. Karena itu Syajarotud Dur  kemudian meminta bantuan kaum Mamluk dibawah pimpinan Izzudin Aybak dan Baybars dan terjadilah kudeta[2]  yang berakhir dengan terbunuhnya Tauron Syah pada tahun 1250M. Selanjutnya, Syajarotud Dur kemudian menikah dengan  Izzuddiyn Aybak  yang notabene adalah pemimpin Mamluk  dan kemudian menyerahkan tampuk kepempimpinan kepadanya sambil berharap dapat berkuasa di belakang tabir. Namun setaelah itu Aybak membunuh Syajaaratud Dur  dan mengambil sepenuhnya kendali pemerintahan.[3] Dengan berkuasanya Aybak mulailah Daulah Mamluk Al- Bahriyah(1250-1275).

B.            Sistem Pemerintahan Dinasti Mamluk
Dinasti Mamluk membawa warna baru dalam sejarah politik Islam. Raja yang terkenal membawa kemajuan yang begitu besar adalah Sultan Baybars.Pemerintahan dinasti ini bersifat oligarki militer/ ketentaraan, utamanya pada masa pemerintahan Mamluk Bahri. Tokoh ketenteraan yang terkenal dan berprestasi akan dipilih menjadi Sultan. Sistem oligarki ini banyak mendatangkan kemajuan di Mesir. Karena para amir berkompetisi dalam prestasi, karena mereka akan menjadi kandidat Sultan. Adanya kompetisi semacam ini, memotivasi setiap amir untuk melakukan perubahan demi terjadinya suatu kemajuan di Mesir.
Namun hal tersebut berubah sejak pemerintahan Qalawun. Ia merubah sistem pemerintahan atau cara pemilihan kepemimpinan dari oligsrki militer menjadi sistem kerajaan atau turun-temurun. Sultan Qalawun mewariskan kekuasaannya kepada keturunannya hingga pada empat generasi hingga kemudian terjadi perebutan kekuasaan di antara keturunannya tersebut.
Dari 47 orang sultan Mamluk, sultan yang termasyhur adalah Sultan Baybars (1260-1277), sultan keempat. Baginda merupakan seorang pemimpin tentera yang gagah dan perkasa, bahkan dianggap sebagai pembangun hakiki Dinasti Mamluk.

C.           Kemajuan-Kemajuan yang dicapai pada Masa Dinasti Mamluk
Adapun kemajuan-kemajuan yang dicapai dinasti Mamluk adalah sebagai berikut:
1.             Dalam bidang pemerintahan
Kemenangan dinasti Mamalik atas tentara Mongol di 'Ayn al-Jalut menjadi modal besar untuk menguasai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa dinasti kecil menyatakan setia kepada kerajaan ini. Untuk menjalankan pemerintahan di dalam negeri, Baybars mengangkat kelompok militer sebagai elit politik.
Disamping itu, untuk memperoleh simpati dari kerajaan-kerajaan Islam lainnya, Baybars membaiat keturunan Bani Abbas yang berhasil meloloskan diri dari serangan bangsa Mongol, al-Mustanshir sebagai khalifah. Dengan demikian, khilafah Abbasiyah, setelah dihancurkan oleh tentara Hulaghu di Baghdad, berhasil dipertahankan oleh daulah ini dengan Kairo sebagai pusatnya. Sementara itu, kekuatan-kekuatan yang dapat mengancam kekuasaan Baybars dapat dilumpuhkan, seperti tentara Salib di sepanjang Laut Tengah, Assasin di pegunungan Syria, Cyrenia (tempat berkuasanya orang-orang Armenia), dan kapal-kapal Mongol di Anatolia.

2.             Dalam bidang ekonom
Keberhasilan di dalam bidang ekonomi yakni:
a)    membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh dinasti Fathimiyah di Mesir sebelumnya.
b)   Menjadikan kota Kairo sebagai jalur perdagangan antara Asia dan Eropa, dan menjadi lebih penting karena Kairo menghubungkan jalur perdagangan Laut Merah dan Laut Tengah dengan Eropa.
c)    Disamping itu, hasil pertanian juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini didukung oleh pembangunan jaringan transportasi dan komunikasi antarkota, baik laut maupun darat. Ketangguhan angkatan laut Mamalik sangat membantu pengembangan perekonomiannya.

3.             Dalam bidang ilmu pengetahuan
Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongol. Karena itu, ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Kemajuan yang dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan yakni :
a)    Di bidang astronomi dikenal nama Nashiruddin ath-Thusi. Di bidang matematika Abul Faraj al-'Ibry.
b)   Dalam bidang kedokteran,Abu Hasan 'Ali an-Nafis, penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun'im ad-Dimyathi, seorang dokter hewan, dan Ar-Razi’, perintis psykoterapi.
c)    Dalam bidang opthalmologi dikenal nama Shalahuddin ibn Yusuf.
d)   Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Syaikhul Islam ibn Taimiyah Rahimahullah, seorang mujaddid, mujahid dan ahli hadits dalam Islam, Imam As-SuyuthiRahimahullah yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Imam Ibn Hajar al-'AsqalaniRahimahullah dalam ilmu hadits, ilmu fiqih dan lain-lain.
4.             Bidang Seni dan Budaya.
Pergantian Sultan yang dialami oleh dinasti Mamluk, khususnya pada masa dinasti Mamluk Bahri memberikan corak tersendiri bagi perkembangan arsitektur setiap sultan. Kondisi persaingan di bidang arsitektur ini memberikan gambaran tersendiri bagi kewibawaan dan kemajuan bagi diri sultan. Oleh karena itu perhatian terhadap kondisi arsitektur melambangkan kejayaan kerajaan. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap sultan berusaha lebih berhasil dari pendahulunya meskipun semuanya tidak terpenuhi, sehingga ada keinginan mengabadikan sesuatu yang bersifat monumental dari kepemimpinannya sebagai warisan sejarah.
Pengembangan arsitektur yang sangat tinggi tersebut ditopang oleh datangnya beberapa insinyur tehnik yang melarikan diri ke Mesir untuk mencari perlindungan kepada sultan akibat kejaran tentara Mongol. Kedatangan arsitek tersebut membawa Mesir mengalami perkembangan seni dan budaya secara cepat, dengan prestasi-prestasi tersendiri seperti arsitektur, keramik, dan karya arsitek dalam logam. Banyak arsitek didatangkan ke Mesir untuk membangun sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah. Bangunan-bangunan lain yang didirikan pada masa ini di antaranya adalah rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.

D.           Lembaga Pendidikan di Masa Dinasti Mamluk
Pada dasarnya, sudah terdapat lembaga pendidikan yang berasal dari dinasti pendahulu Mamluk seperti Abbasiyah, Fatimiyah dan Ayyubiyah.
Menurut Maqrizi (Suwito, 2008: 53) pada masa kerajaan Aiyubiyyah berkuasa, sistem sekolah diperkenalkan di Mesir dan juga di seluruh kerajaan yang dahulunya berada dibawah kekuasaan Nur al-Din. Jatuhnya kerajaan Ayyubiyah tidak menghentikan usaha pembangunan sekolah-sekolah, malah usaha ini diteruskan oleh penguasa kerajaan Mamlik. (Maqrizi, 1270: 25).
Beberapa lembaga pendidikan itu diantaranya:
1.    Kuttab atau Maktub
Berasal dari kataba yang berarti menulis atau tempat menulis. Namun akhirnya memiliki pengertian sebagai lembaga pendidikan dasar. (Suwito, 2008: 11)
2.    Pendidikan rendah di Istana
Menurut Zuhairini, dkk (Suwito, 2008: 102) Lembaga pendidikan ini diperuntukkan bagi anak-anak pejabat istana. Para pejabat tersebut memanggil guru-guru khusus untuk memberikan pendidikan kepada ank-anak mereka. (Zuhairini, dkk: 92)
3.    Toko-toko buku
4.    Majelis atau slon kesusastraan
5.    Rumah Sakit
6.    Perpustakaan
7.    Masjid
Mesjid tidak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai lembaga pendidikan. Al-Azhar adalah salah satu diantaranya. al-Azhar yang mulai dibangun pada 24 Jumadil awal tahun 359 H ( 7 Mei 970 M) ini telah melalui berbagai periode pemerintahan yang dimulai dari masa kerajaan Fatimiyah, Ayyubiyah dan kemudian sampai pada kerajaan Mamalik.
Selain itu, terdapat pula beberapa masjid terkenal yang digunakan sebagai lembaga pendidikan sebelum berdirinya al-Azhar, diantaranya:
a.    Masjid Amr bin al-As yang dianggap masjid pertama di bangun di Mesir pada tahun 20 H (641 M)
b.    Masjid al-Askar yang didirikan pada tahun 32 H (750 M) oleh gubernur kerajaan Abbasiah setelah penguasa Umawiyah digulingkan.
c.    Masjid Ibn Tulun yang didirikan oleh Ahmad bin Tulun pada tahun 265 H (878-879 M) sebagai pengganti kekuasaan Abbasiah di Mesir.
8.    Rumah-rumah para ulama
9.    Madrasah

E.            Ilmuwan-ilmuwan Besar yang Lahir pada Masa Dinasti Mamluk
Pada masa dinasti Mamluk, banyak lahir para ilmuwan-ilmuwa besar, diantaranya Ibnu Nafis yang oleh pengagumnya digelari  The Second Avisenna (Ibnu Sina Kedua). Diantara karya-karya Ibnu Nafis adalah:
1)             Kitab as-Syamil fi at-Thibb, sebuah ensiklopedi kedokteran lengkap yang terdiri dari  27.000 folio yang tersebar dalam 8 jilid tebal.
2)             Kitab al-Muhadzdzab fi al-Khul, sebuah buku yang mencakup hampir seluruh cabang ilmu kedokteran Arab pada waktu itu. Buku ini banyak digunakan oleh penulis kedokteran di kemudian hari.
3)             Mujiz al-Qonum, sebuah intisari lengkap buku Qonun Ibnu Sina, kecuali masalah anatomi (ilmu urai tubuh) dan fisiologi (ilmu fa’al tubuh) yang tak termasuk didalamnya.
4)             Komentar terhadap buku Masail fi at-Thibb karya Hunain ibnu Ishak.
5)             Komentarnya secara lebih luas terhadap Qonunnya Ibnu Sina, khususnya masalah yang berkaitan dengan anatomi dari tiga bagian pertama dari Qonun. Ia memberi komentar dalam bukunya yang berjudul I the lesser or pulmonary circulation of the blood,           yang tercatat sebagai prestasi paling penting dalam lapangan kedokteran.[4]

Ilmuwan lain yang terkenal pada zaman Mamluk adalah Abu Fida, seorang ahli geografi dan Sejarah. Diantara karya-karyanya yang terkenal adalah:
1)             Mukhtasir Tarikh al-Bashar, sebuah buku sejarah universal, mencakup pra-Islam dan sejarah Islam sampai tahu 1329M.
2)             Takwin al-Buldan, sebuah deskripsi geografis yang dilengakapi sejumlah data dalam bentuk tabel-tabel, matematika, dan fisika.[5]

Selain itu juga terdapat Ibn al-Kuh (murid dari Ibn Nafis) yang merupakan seorang dokter ahli bedah dengan buku karyanya yang berjudul tentang ilmu bedah, Abu Hayyan al-Gharnati Nahhas yang merupakan seorang ahli psikologi.

F.            Kemunduran Dinasti Mamluk
Sejarah telah mencatat bahwa pada masa dinasti Mamluk Bahri, Mamluk mengalami berbagai puncak kejayaan utamanya pada masa Baybars memegang tampuk kepemerintahan. Setelah pemerintahan Mamluk beralih kepada kelompok Mamluk Burji, dinasti Mamluk mengalami banyak kemunduran. Kemunduran itu disebabkan berbagai faktor internal dan eksternal.
Para Sultan dari Mamluk Burji tidak memiliki pengetahuan cara mengatur roda pemerintahan kecuali latihan militer. Kenyataan menunjukkan situasi kelemahan yang dialami oleh dinasti ini. Misalnya melarang megimpor rempah-rempah dari India. Akibatnya, harga rempah-rempah menjadi mahal, apalagi komoditi ini dimonopoli oleh Sultan. Ia juga memonopoli pabrik gula dan melarang kaum wanita keluar rumah, memecat orang-orang non Muslim dari pegawi pemerintah. Dalam suasana stabilitas dalam negeri yang begitu rapuh, masyarakat juga dijangkiti berbagai macam penyakit yang meminta korban banyak.
Banyak penguasa Mamluk Burji yang bermoral rendah dan tidak menyukai pengetahuan. Kebiasaan hidup berpoya-poya dan hidup mewah menyebabkan harga pajak melambung tinggi, sehingga menyengsarakan rakyat dan membuat mereka putus asa dan hilang kepercayaan terhadap sultan. Dengan demmikian, maka pajaklah satu-satunya jalan untuk mendapatkan uang yang banyak untuk membiayai pemerintahan, membayar pegawai, melengkapi istana-istana dengan berbagai kemewahan. Sultan yang memerintah dari tahun 1412-1421 M adalah seorang pemabuk, yang dibeli dari seorang pedagang Circassia. Sultan inilah yang melakukan berbagi perbuatan yang melampaui batas. Kondisi yang melanda dinasti Mamalik ini, meluas dari tingkat amir ke bentuk gangguan dalam masyarakat. Keadaan itu diperparah dengan adanya musim kemarau panjang yang mengakibatkan pertanian tidak berproduksi.
Disamping kondisi internal tersebut di atas, kondisi yang tak kalah pentingnya yang mewarnai kemunduran dan kehancuran dinasti Mamluk adalah faktor eksternal. Pada tahun 1498 Vasco Da Gama, seorang navigator yang berkebangsaan Portugis, mendapat jalan ke Timur melalui Tanjung Pengharapan di Afrika Selatan. Dengan penemuan ini, orang Portugis dan Eropa lainnya bersatu untuk mendatangi daerah-daerah penghasil rempah-rempah di Timur. Akibatnya adalah kapal-kapal yang biasanya melintas di daerah Mesir dan Syiria kini baralih ke Tanjung Pengharapan, sehingga penghasilan Mamluk menjadi berkurang. Dengan ditemukannya Tanjung Harapan sistem perdagangan dinasti Mamalik mulai runtuh secara berangsur-angsur.
Di pihak lain, satu kekuatan politik baru yang besar muncul sebagai tantangan bagi dinasti Mamalik, yakni kerajaan Usmani. Kerajaan inilah yang mengakhiri riwayat Mamalik di Mesir. Datangnya kekuatan baru tersebut diperparah dengan bergolaknya daerah kekuasaan Mamluk di Syiria. Selain karena penyerbuan tentara Mongol, juga karena ulah penguasa-penguasa setempat yang ingin melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Kekuatan Turki Usmani yang masuk Syiria itu berasal dari Anatolia yang memberikan perlawanan yang berarti terhadap pasukan Mamluk. Dari Syiria, tentara Usmaniyah melaju ke Mesir. Pada waktu itu yang menjadi sultan di Mesir adalah Tumam Bey, bekas budak Qunshawh. Kedua belah pihak berhadapan di kota Kairo pada tanggal 28 Zulhijjah 1923 H/ 22 Januari 1417M. Kondisi pasukan Mamalik tidak dapat mengimbangi pasukan Turki Usmaniyah. Sehari setelah itu, sultan Salim dengan mudah memasuki Kairo. Orang-orang Mamalik menyerah kalah. Tumam Bey, sultan terakhir Mamalik akhirnya terbunuh pada bulan rabiul Awal 923 H/April 1517M. Dengan demikian, berakhirlah masa pemerintahan dinasti Mamalik. Kairo yang sebelumnya menjadi ibu kota kerajaan, sekarang tidak lebih dari sebuah kota propinsi dari kesultanan Turki Usmaniyah.

ULAMA – ULAMA TERMASYHUR PADA MASA DINASTI MAMLUKS

NO
PENJELASAN
1.
Izzuddin bin Abdus-Salam ( wafat tahun 660 H./ 1261 M.). Ia seorang Faqih Mujtahid As-Syafi’i, lahir di Syam, kenudian berpindah ke Mesir. Ia tinggal di Mesir lebih 20 tahun lamanya sampai ia wafat.
2.
An- Nawawi, namanya Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf ( tahun 631-676 H./1233-1277 M.). Ia termasyhur sebagai ahli hadis dan fiqh. Di antara karangannya; Al-Minhaj dan Hadis Arba’in yang sangat termasyhur.
3.
Ibnu Hisyam An- Nawawi, namanya Abdullah bin Yusuf bin Ahmad bin Abdullah bin Hisyam Al- Anshary ( tahun 708-761 H./1309-1360 M.). Ia imam Nahwu dan pengarang kitab; Munghnil-Labib dan Qathrun-Nada.
4.
Sa’aduddin At- Taftazany ( wafat di Samrakand tahun 791 H./1388 M.). Ia ahli Nahwu, syaraf, balaghah, tauhid, fiqih, ushul dan filsafat.
5.
As- Sayyid Al- Jurjany ( tahun 740-816 H./1339-1413 M.). Ia ahli dalam ilmu-ilmu agama, filsafat dan falak. Bahkan ia setingkat dengan Sa’duddin dalam bermacam-macam ilmu dan terjadi perdebatan antara keduanya di majelis Taimurlank.
6.
Ibnu Khillikan ( tahun 600-681 H./1211-1281 M.). Ia ahli sejarah dan ahli syair, karangannya dalam ilmu sejarahbernama Wafyatul A’yan wa Anbau Abnaiz Zaman.
7.
Ibnu Khaldun ( tahun 742-808 H./1332-1406 M.). Ia ahli sejarah dan pencipta filsafat ilmu masyarakat dan filsafat sejarah. Di antara karangannya yang termasyhur ialah; Muqaddimah Ibnu Khaldun dan diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh De Slane (Paris 1860 M).
8.
Ibnu Hajar Al-Asqalany As-Syari’iy, lahir di Mesir ( tahun 774-852 H./1372-1449 M.). Ia seorang ahli hadis, ahli fiqih dan ahli sejarah. Kitab-kitab karangannya lebih dari 150 buah. Di antaranya; Fathul-Bari fi Syarhil-Bukhari (12 jilid) dan Al-Ishabah fi tamyiz shahabah.
9.
Jalaluddin Al- Mahally ( tahun 791-864 H./1388-1459 M.). Lahir di Kairo, di antara kitab karangannya Tafsir Al-Qur’aan, tidak tamat. Kemudian ditmatkan oleh Jalaluddin As-Suyuthy, lalu dinamai Tafsir Al-Jalalain. Kitab ini tetap dipakai dipesantren-pesantren sampai sekarang. 
10.
Jalaluddin As-Suyuthy ( tahun 849-911 H./1445-1505 M.). Lahir di Kairo, ia ahli tafsir, hadis, fiqh, nahwu dan balaghah. Kitab karangannya lebih 300 buah. Di antaranya Thabaqatul Mufassirin, Thbaqatul Huffaz dan Al-Itqan fi’ Ulumil Qur’an, Al-Asyabh Wan Nazhair dan lain-lain.
11.
Ibnu Taimiyah ( tahun 662-729 H./1263-1328 M.), lahir di Harran dekat Dimasyq, faqih Hanbaly. Ia menurut jejak ulama-ulama dahulu, tidak mau bertaqlid. Lalu dibantah oleh ulama Syafi’iyah, sehingga ia dilarang mengajar. Di antara kitab-kitab karangannya As-Siyasah Syar’iyah dan Majmuah Fatawa.
12.
Ibnu Qaiyim Al- Jauziyah ( tahun 692-751 H./1292-1350 M.). Faqih Hanbaly Dimasyqy, murid Ibnu Taimiyah. Ia menentang filusuf-filusuf, Nasrani dan Yahudi. Ia berkata, bahwa pahala surga abadi dan azab neraka sementara waktu saja. Di antara kitab-kitab karangannya I’lamul Muqi’in, Ilmul-Bayan dan Fawarid Musyauwiqah ila’ilmil Qur’an.
 Nama- Nama Ilmuan Besar Beserta Karyanya Pada Masa Dinasti Mamluks


 
NO
NAMA ILMUAN
KEAHLIAN
KARYA-KARYA
1
Ibn Nafis (Alauddin Abu al-‘Ala Ali ibn Al-Haram Al-kursyi Al-Dimasyiki ibn Nafis(Lahir di Damaskus)
- Dokter / kedokteran,tata bahasa Arab,Logika dan ilmu keislaman lainnya.
- Kitab as-Syamil fi at-Thibb (ensiklopedi kedokteran )
- Al-Muhadzdzah fi al-Kuhl (buku yang mencakup hampir seluruh cabang ilmu kedokteran Arab pada waktu itu)
- Mujiz al-Qanun (mengenai seluruh bagian ilmu kedokteran yang diperuntukkan terutama bagi para dokter praktik)merupakan intisari lengkap buku Qanun ibnu Sina, kecuali astronomi(ilmu urai tubuh)dan fisiologi(fa’al tubuh)
- Komentar terhadap buku Hurain ibn Ishak “Masail” fi at-Thibb
- Komentar secara lebih luas terhadap Qanunnya ibnu Sina “Khusus masalah yang berkaitan dengan Anatomi.





2
Ibn Al-Kuh (Murid ibn Nafis)
- Dokter  Bedah
- Menulis buku tentang Ilmu Bedah.
3
Abu Hayyan Al-Gharnati Nahhas
- Ahli Psikologi

4
Abu Fida (Ahli geografi terbesar pada masanya).(Lahir di Damaskus)
- Geografi  dan Sejarah
- Mukhtasir Tarikh al-Basar ( Sejarah Universal)
- Takwin al-Buldan ( Buku Deskripsi geografis yang dilengkapi data-data berupa tabel-tabel matematika dan fisika.


ULAMA ASLI MESIR YANG MEMBANTU MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI AL-AZHAR
NO
NAMA
WAFAT
1
Abu Al-Abbas Ahmad Al-Qalqasyandi
821 H = 1418 M
2
Taqiyuddin Ahmad Al-Magrizi
845 H = 1441 M
3
Ibn Hajar Al-Asqallani
852 H = 1448 M
4
Badruddin Mahmud Al-‘Aini
855 H = 1451 M
5
Sirajuddin Al-Balqimi
868 H = 1464 M
6
Syarafuddin Al-Mennawi
871 H = 1467 M
7
Abu Al-Mahasin bin Taghi Bardi
874 H = 1470 M
8
Syamsuddin Al-Sakhawi
902 H = 1497 M
9
Jalaluddin Al-Suyuti
911 H = 1505 M
10
Muhammad bin Ahmad bin Iyas
930 H = 1523 M








DAFTAR PUSTAKA

Mahmud Yunus, 2008, Sejarah Pendidikan Islam. jakarta: PT. Mahmud Yunus  Wadzurriyyah.

Musyrifah Sunanto, 2007, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta: Kencana.
Bernard Lewis, 2010, Sejarah Timur Tengah: Sejak Munculnya Agama Kristen Hingga Sekarang. Terj. Abd. Rahman Abror dari The Middle East. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Hanun Asrahah, 1999, Sejarah Pendidikan Islam, jakarta: Logos.

Hasan Langgulung, 2003, Pendidikan Islam Dalam Abad 21, jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru.

Abdul Munir, Tersedia: http://dorokabuju.blogspot.com/2007/12/dinasti-mamluk-pembentukan-kemajuan-dan.html. (Diakses tanggal, 25/12/2012), pukul 19:37.

http://guecyahya.blogspot.com/2012/05/kejayaan-islam.html. (diakses tanggal, 25/12/2012), pukul 21.00

Wikipedia,http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Mamluk_%28Kairo%29.(Diakses tanggal, 25/12/2012), Pukul 19.45


 
[1] Musyrifah Sunanto, sejarah islam klasik (jakarta:kencana,2007),hal:204.
[2] Perebutan kekuasaan pemerintah secara paksa.
[3]Badri Yatim, ibid., hal.125
[4] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, hal.214
[5]Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, hal.215