Selasa, 26 Maret 2013

Sejarah Pendidikan Masa Dinasty Mamluk


Oleh : Nurlailia, Nurdiana & Andi Andri
 
A.           Sejarah Awal Terbentuknya Dinasti Mamluk
Proses berdirinya Mamalik dimulai dengan terbunuhnya Sultan Maliq al-Shaleh dari dinasti Ayyubiyah pada 14 Sya’ban 647 H/22 November 1249 M. ketika mempertahankan Kairo dari serangan tentara Salib dibawah pimpinan Lois IX (raja Prancis).
Konon katanya, setelah Sultan Maliq al-Shalehmeninggal maka  tampuk kepemimpinan sementara dipegang oleh permaisurinya yang bernama Syajaratud Dur. Pada mulanya, Syajaratud Dur adalah seorang budak sahaya Armenia yang dihadiahkan khalifah Musta’shim dari Baghdad kepada Maliku al-Shaleh dari Najmuddiyn Ayyub, Sultan Ayyubiyyah di Kairo. Syajaraatu Dur kemudian dimerdekakan dan diangkat menjadi permaisuri.[1] kepempimpinan Syajaaratudur berlangsungsekitar 3 bulan sampai terusirnya tentara Salib ke-7. Kemudian ia memanggil putra suaminya, Tauron Syah untuk menduduki takhta kerajaan. Namun Tauron Syah tidak menghargai usaha ibu tirinya. Ia bahkan berusaha menyingkirkannya. Karena itu Syajarotud Dur  kemudian meminta bantuan kaum Mamluk dibawah pimpinan Izzudin Aybak dan Baybars dan terjadilah kudeta[2]  yang berakhir dengan terbunuhnya Tauron Syah pada tahun 1250M. Selanjutnya, Syajarotud Dur kemudian menikah dengan  Izzuddiyn Aybak  yang notabene adalah pemimpin Mamluk  dan kemudian menyerahkan tampuk kepempimpinan kepadanya sambil berharap dapat berkuasa di belakang tabir. Namun setaelah itu Aybak membunuh Syajaaratud Dur  dan mengambil sepenuhnya kendali pemerintahan.[3] Dengan berkuasanya Aybak mulailah Daulah Mamluk Al- Bahriyah(1250-1275).

B.            Sistem Pemerintahan Dinasti Mamluk
Dinasti Mamluk membawa warna baru dalam sejarah politik Islam. Raja yang terkenal membawa kemajuan yang begitu besar adalah Sultan Baybars.Pemerintahan dinasti ini bersifat oligarki militer/ ketentaraan, utamanya pada masa pemerintahan Mamluk Bahri. Tokoh ketenteraan yang terkenal dan berprestasi akan dipilih menjadi Sultan. Sistem oligarki ini banyak mendatangkan kemajuan di Mesir. Karena para amir berkompetisi dalam prestasi, karena mereka akan menjadi kandidat Sultan. Adanya kompetisi semacam ini, memotivasi setiap amir untuk melakukan perubahan demi terjadinya suatu kemajuan di Mesir.
Namun hal tersebut berubah sejak pemerintahan Qalawun. Ia merubah sistem pemerintahan atau cara pemilihan kepemimpinan dari oligsrki militer menjadi sistem kerajaan atau turun-temurun. Sultan Qalawun mewariskan kekuasaannya kepada keturunannya hingga pada empat generasi hingga kemudian terjadi perebutan kekuasaan di antara keturunannya tersebut.
Dari 47 orang sultan Mamluk, sultan yang termasyhur adalah Sultan Baybars (1260-1277), sultan keempat. Baginda merupakan seorang pemimpin tentera yang gagah dan perkasa, bahkan dianggap sebagai pembangun hakiki Dinasti Mamluk.

C.           Kemajuan-Kemajuan yang dicapai pada Masa Dinasti Mamluk
Adapun kemajuan-kemajuan yang dicapai dinasti Mamluk adalah sebagai berikut:
1.             Dalam bidang pemerintahan
Kemenangan dinasti Mamalik atas tentara Mongol di 'Ayn al-Jalut menjadi modal besar untuk menguasai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa dinasti kecil menyatakan setia kepada kerajaan ini. Untuk menjalankan pemerintahan di dalam negeri, Baybars mengangkat kelompok militer sebagai elit politik.
Disamping itu, untuk memperoleh simpati dari kerajaan-kerajaan Islam lainnya, Baybars membaiat keturunan Bani Abbas yang berhasil meloloskan diri dari serangan bangsa Mongol, al-Mustanshir sebagai khalifah. Dengan demikian, khilafah Abbasiyah, setelah dihancurkan oleh tentara Hulaghu di Baghdad, berhasil dipertahankan oleh daulah ini dengan Kairo sebagai pusatnya. Sementara itu, kekuatan-kekuatan yang dapat mengancam kekuasaan Baybars dapat dilumpuhkan, seperti tentara Salib di sepanjang Laut Tengah, Assasin di pegunungan Syria, Cyrenia (tempat berkuasanya orang-orang Armenia), dan kapal-kapal Mongol di Anatolia.

2.             Dalam bidang ekonom
Keberhasilan di dalam bidang ekonomi yakni:
a)    membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh dinasti Fathimiyah di Mesir sebelumnya.
b)   Menjadikan kota Kairo sebagai jalur perdagangan antara Asia dan Eropa, dan menjadi lebih penting karena Kairo menghubungkan jalur perdagangan Laut Merah dan Laut Tengah dengan Eropa.
c)    Disamping itu, hasil pertanian juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini didukung oleh pembangunan jaringan transportasi dan komunikasi antarkota, baik laut maupun darat. Ketangguhan angkatan laut Mamalik sangat membantu pengembangan perekonomiannya.

3.             Dalam bidang ilmu pengetahuan
Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongol. Karena itu, ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Kemajuan yang dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan yakni :
a)    Di bidang astronomi dikenal nama Nashiruddin ath-Thusi. Di bidang matematika Abul Faraj al-'Ibry.
b)   Dalam bidang kedokteran,Abu Hasan 'Ali an-Nafis, penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun'im ad-Dimyathi, seorang dokter hewan, dan Ar-Razi’, perintis psykoterapi.
c)    Dalam bidang opthalmologi dikenal nama Shalahuddin ibn Yusuf.
d)   Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Syaikhul Islam ibn Taimiyah Rahimahullah, seorang mujaddid, mujahid dan ahli hadits dalam Islam, Imam As-SuyuthiRahimahullah yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Imam Ibn Hajar al-'AsqalaniRahimahullah dalam ilmu hadits, ilmu fiqih dan lain-lain.
4.             Bidang Seni dan Budaya.
Pergantian Sultan yang dialami oleh dinasti Mamluk, khususnya pada masa dinasti Mamluk Bahri memberikan corak tersendiri bagi perkembangan arsitektur setiap sultan. Kondisi persaingan di bidang arsitektur ini memberikan gambaran tersendiri bagi kewibawaan dan kemajuan bagi diri sultan. Oleh karena itu perhatian terhadap kondisi arsitektur melambangkan kejayaan kerajaan. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap sultan berusaha lebih berhasil dari pendahulunya meskipun semuanya tidak terpenuhi, sehingga ada keinginan mengabadikan sesuatu yang bersifat monumental dari kepemimpinannya sebagai warisan sejarah.
Pengembangan arsitektur yang sangat tinggi tersebut ditopang oleh datangnya beberapa insinyur tehnik yang melarikan diri ke Mesir untuk mencari perlindungan kepada sultan akibat kejaran tentara Mongol. Kedatangan arsitek tersebut membawa Mesir mengalami perkembangan seni dan budaya secara cepat, dengan prestasi-prestasi tersendiri seperti arsitektur, keramik, dan karya arsitek dalam logam. Banyak arsitek didatangkan ke Mesir untuk membangun sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah. Bangunan-bangunan lain yang didirikan pada masa ini di antaranya adalah rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.

D.           Lembaga Pendidikan di Masa Dinasti Mamluk
Pada dasarnya, sudah terdapat lembaga pendidikan yang berasal dari dinasti pendahulu Mamluk seperti Abbasiyah, Fatimiyah dan Ayyubiyah.
Menurut Maqrizi (Suwito, 2008: 53) pada masa kerajaan Aiyubiyyah berkuasa, sistem sekolah diperkenalkan di Mesir dan juga di seluruh kerajaan yang dahulunya berada dibawah kekuasaan Nur al-Din. Jatuhnya kerajaan Ayyubiyah tidak menghentikan usaha pembangunan sekolah-sekolah, malah usaha ini diteruskan oleh penguasa kerajaan Mamlik. (Maqrizi, 1270: 25).
Beberapa lembaga pendidikan itu diantaranya:
1.    Kuttab atau Maktub
Berasal dari kataba yang berarti menulis atau tempat menulis. Namun akhirnya memiliki pengertian sebagai lembaga pendidikan dasar. (Suwito, 2008: 11)
2.    Pendidikan rendah di Istana
Menurut Zuhairini, dkk (Suwito, 2008: 102) Lembaga pendidikan ini diperuntukkan bagi anak-anak pejabat istana. Para pejabat tersebut memanggil guru-guru khusus untuk memberikan pendidikan kepada ank-anak mereka. (Zuhairini, dkk: 92)
3.    Toko-toko buku
4.    Majelis atau slon kesusastraan
5.    Rumah Sakit
6.    Perpustakaan
7.    Masjid
Mesjid tidak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai lembaga pendidikan. Al-Azhar adalah salah satu diantaranya. al-Azhar yang mulai dibangun pada 24 Jumadil awal tahun 359 H ( 7 Mei 970 M) ini telah melalui berbagai periode pemerintahan yang dimulai dari masa kerajaan Fatimiyah, Ayyubiyah dan kemudian sampai pada kerajaan Mamalik.
Selain itu, terdapat pula beberapa masjid terkenal yang digunakan sebagai lembaga pendidikan sebelum berdirinya al-Azhar, diantaranya:
a.    Masjid Amr bin al-As yang dianggap masjid pertama di bangun di Mesir pada tahun 20 H (641 M)
b.    Masjid al-Askar yang didirikan pada tahun 32 H (750 M) oleh gubernur kerajaan Abbasiah setelah penguasa Umawiyah digulingkan.
c.    Masjid Ibn Tulun yang didirikan oleh Ahmad bin Tulun pada tahun 265 H (878-879 M) sebagai pengganti kekuasaan Abbasiah di Mesir.
8.    Rumah-rumah para ulama
9.    Madrasah

E.            Ilmuwan-ilmuwan Besar yang Lahir pada Masa Dinasti Mamluk
Pada masa dinasti Mamluk, banyak lahir para ilmuwan-ilmuwa besar, diantaranya Ibnu Nafis yang oleh pengagumnya digelari  The Second Avisenna (Ibnu Sina Kedua). Diantara karya-karya Ibnu Nafis adalah:
1)             Kitab as-Syamil fi at-Thibb, sebuah ensiklopedi kedokteran lengkap yang terdiri dari  27.000 folio yang tersebar dalam 8 jilid tebal.
2)             Kitab al-Muhadzdzab fi al-Khul, sebuah buku yang mencakup hampir seluruh cabang ilmu kedokteran Arab pada waktu itu. Buku ini banyak digunakan oleh penulis kedokteran di kemudian hari.
3)             Mujiz al-Qonum, sebuah intisari lengkap buku Qonun Ibnu Sina, kecuali masalah anatomi (ilmu urai tubuh) dan fisiologi (ilmu fa’al tubuh) yang tak termasuk didalamnya.
4)             Komentar terhadap buku Masail fi at-Thibb karya Hunain ibnu Ishak.
5)             Komentarnya secara lebih luas terhadap Qonunnya Ibnu Sina, khususnya masalah yang berkaitan dengan anatomi dari tiga bagian pertama dari Qonun. Ia memberi komentar dalam bukunya yang berjudul I the lesser or pulmonary circulation of the blood,           yang tercatat sebagai prestasi paling penting dalam lapangan kedokteran.[4]

Ilmuwan lain yang terkenal pada zaman Mamluk adalah Abu Fida, seorang ahli geografi dan Sejarah. Diantara karya-karyanya yang terkenal adalah:
1)             Mukhtasir Tarikh al-Bashar, sebuah buku sejarah universal, mencakup pra-Islam dan sejarah Islam sampai tahu 1329M.
2)             Takwin al-Buldan, sebuah deskripsi geografis yang dilengakapi sejumlah data dalam bentuk tabel-tabel, matematika, dan fisika.[5]

Selain itu juga terdapat Ibn al-Kuh (murid dari Ibn Nafis) yang merupakan seorang dokter ahli bedah dengan buku karyanya yang berjudul tentang ilmu bedah, Abu Hayyan al-Gharnati Nahhas yang merupakan seorang ahli psikologi.

F.            Kemunduran Dinasti Mamluk
Sejarah telah mencatat bahwa pada masa dinasti Mamluk Bahri, Mamluk mengalami berbagai puncak kejayaan utamanya pada masa Baybars memegang tampuk kepemerintahan. Setelah pemerintahan Mamluk beralih kepada kelompok Mamluk Burji, dinasti Mamluk mengalami banyak kemunduran. Kemunduran itu disebabkan berbagai faktor internal dan eksternal.
Para Sultan dari Mamluk Burji tidak memiliki pengetahuan cara mengatur roda pemerintahan kecuali latihan militer. Kenyataan menunjukkan situasi kelemahan yang dialami oleh dinasti ini. Misalnya melarang megimpor rempah-rempah dari India. Akibatnya, harga rempah-rempah menjadi mahal, apalagi komoditi ini dimonopoli oleh Sultan. Ia juga memonopoli pabrik gula dan melarang kaum wanita keluar rumah, memecat orang-orang non Muslim dari pegawi pemerintah. Dalam suasana stabilitas dalam negeri yang begitu rapuh, masyarakat juga dijangkiti berbagai macam penyakit yang meminta korban banyak.
Banyak penguasa Mamluk Burji yang bermoral rendah dan tidak menyukai pengetahuan. Kebiasaan hidup berpoya-poya dan hidup mewah menyebabkan harga pajak melambung tinggi, sehingga menyengsarakan rakyat dan membuat mereka putus asa dan hilang kepercayaan terhadap sultan. Dengan demmikian, maka pajaklah satu-satunya jalan untuk mendapatkan uang yang banyak untuk membiayai pemerintahan, membayar pegawai, melengkapi istana-istana dengan berbagai kemewahan. Sultan yang memerintah dari tahun 1412-1421 M adalah seorang pemabuk, yang dibeli dari seorang pedagang Circassia. Sultan inilah yang melakukan berbagi perbuatan yang melampaui batas. Kondisi yang melanda dinasti Mamalik ini, meluas dari tingkat amir ke bentuk gangguan dalam masyarakat. Keadaan itu diperparah dengan adanya musim kemarau panjang yang mengakibatkan pertanian tidak berproduksi.
Disamping kondisi internal tersebut di atas, kondisi yang tak kalah pentingnya yang mewarnai kemunduran dan kehancuran dinasti Mamluk adalah faktor eksternal. Pada tahun 1498 Vasco Da Gama, seorang navigator yang berkebangsaan Portugis, mendapat jalan ke Timur melalui Tanjung Pengharapan di Afrika Selatan. Dengan penemuan ini, orang Portugis dan Eropa lainnya bersatu untuk mendatangi daerah-daerah penghasil rempah-rempah di Timur. Akibatnya adalah kapal-kapal yang biasanya melintas di daerah Mesir dan Syiria kini baralih ke Tanjung Pengharapan, sehingga penghasilan Mamluk menjadi berkurang. Dengan ditemukannya Tanjung Harapan sistem perdagangan dinasti Mamalik mulai runtuh secara berangsur-angsur.
Di pihak lain, satu kekuatan politik baru yang besar muncul sebagai tantangan bagi dinasti Mamalik, yakni kerajaan Usmani. Kerajaan inilah yang mengakhiri riwayat Mamalik di Mesir. Datangnya kekuatan baru tersebut diperparah dengan bergolaknya daerah kekuasaan Mamluk di Syiria. Selain karena penyerbuan tentara Mongol, juga karena ulah penguasa-penguasa setempat yang ingin melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Kekuatan Turki Usmani yang masuk Syiria itu berasal dari Anatolia yang memberikan perlawanan yang berarti terhadap pasukan Mamluk. Dari Syiria, tentara Usmaniyah melaju ke Mesir. Pada waktu itu yang menjadi sultan di Mesir adalah Tumam Bey, bekas budak Qunshawh. Kedua belah pihak berhadapan di kota Kairo pada tanggal 28 Zulhijjah 1923 H/ 22 Januari 1417M. Kondisi pasukan Mamalik tidak dapat mengimbangi pasukan Turki Usmaniyah. Sehari setelah itu, sultan Salim dengan mudah memasuki Kairo. Orang-orang Mamalik menyerah kalah. Tumam Bey, sultan terakhir Mamalik akhirnya terbunuh pada bulan rabiul Awal 923 H/April 1517M. Dengan demikian, berakhirlah masa pemerintahan dinasti Mamalik. Kairo yang sebelumnya menjadi ibu kota kerajaan, sekarang tidak lebih dari sebuah kota propinsi dari kesultanan Turki Usmaniyah.

ULAMA – ULAMA TERMASYHUR PADA MASA DINASTI MAMLUKS

NO
PENJELASAN
1.
Izzuddin bin Abdus-Salam ( wafat tahun 660 H./ 1261 M.). Ia seorang Faqih Mujtahid As-Syafi’i, lahir di Syam, kenudian berpindah ke Mesir. Ia tinggal di Mesir lebih 20 tahun lamanya sampai ia wafat.
2.
An- Nawawi, namanya Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf ( tahun 631-676 H./1233-1277 M.). Ia termasyhur sebagai ahli hadis dan fiqh. Di antara karangannya; Al-Minhaj dan Hadis Arba’in yang sangat termasyhur.
3.
Ibnu Hisyam An- Nawawi, namanya Abdullah bin Yusuf bin Ahmad bin Abdullah bin Hisyam Al- Anshary ( tahun 708-761 H./1309-1360 M.). Ia imam Nahwu dan pengarang kitab; Munghnil-Labib dan Qathrun-Nada.
4.
Sa’aduddin At- Taftazany ( wafat di Samrakand tahun 791 H./1388 M.). Ia ahli Nahwu, syaraf, balaghah, tauhid, fiqih, ushul dan filsafat.
5.
As- Sayyid Al- Jurjany ( tahun 740-816 H./1339-1413 M.). Ia ahli dalam ilmu-ilmu agama, filsafat dan falak. Bahkan ia setingkat dengan Sa’duddin dalam bermacam-macam ilmu dan terjadi perdebatan antara keduanya di majelis Taimurlank.
6.
Ibnu Khillikan ( tahun 600-681 H./1211-1281 M.). Ia ahli sejarah dan ahli syair, karangannya dalam ilmu sejarahbernama Wafyatul A’yan wa Anbau Abnaiz Zaman.
7.
Ibnu Khaldun ( tahun 742-808 H./1332-1406 M.). Ia ahli sejarah dan pencipta filsafat ilmu masyarakat dan filsafat sejarah. Di antara karangannya yang termasyhur ialah; Muqaddimah Ibnu Khaldun dan diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh De Slane (Paris 1860 M).
8.
Ibnu Hajar Al-Asqalany As-Syari’iy, lahir di Mesir ( tahun 774-852 H./1372-1449 M.). Ia seorang ahli hadis, ahli fiqih dan ahli sejarah. Kitab-kitab karangannya lebih dari 150 buah. Di antaranya; Fathul-Bari fi Syarhil-Bukhari (12 jilid) dan Al-Ishabah fi tamyiz shahabah.
9.
Jalaluddin Al- Mahally ( tahun 791-864 H./1388-1459 M.). Lahir di Kairo, di antara kitab karangannya Tafsir Al-Qur’aan, tidak tamat. Kemudian ditmatkan oleh Jalaluddin As-Suyuthy, lalu dinamai Tafsir Al-Jalalain. Kitab ini tetap dipakai dipesantren-pesantren sampai sekarang. 
10.
Jalaluddin As-Suyuthy ( tahun 849-911 H./1445-1505 M.). Lahir di Kairo, ia ahli tafsir, hadis, fiqh, nahwu dan balaghah. Kitab karangannya lebih 300 buah. Di antaranya Thabaqatul Mufassirin, Thbaqatul Huffaz dan Al-Itqan fi’ Ulumil Qur’an, Al-Asyabh Wan Nazhair dan lain-lain.
11.
Ibnu Taimiyah ( tahun 662-729 H./1263-1328 M.), lahir di Harran dekat Dimasyq, faqih Hanbaly. Ia menurut jejak ulama-ulama dahulu, tidak mau bertaqlid. Lalu dibantah oleh ulama Syafi’iyah, sehingga ia dilarang mengajar. Di antara kitab-kitab karangannya As-Siyasah Syar’iyah dan Majmuah Fatawa.
12.
Ibnu Qaiyim Al- Jauziyah ( tahun 692-751 H./1292-1350 M.). Faqih Hanbaly Dimasyqy, murid Ibnu Taimiyah. Ia menentang filusuf-filusuf, Nasrani dan Yahudi. Ia berkata, bahwa pahala surga abadi dan azab neraka sementara waktu saja. Di antara kitab-kitab karangannya I’lamul Muqi’in, Ilmul-Bayan dan Fawarid Musyauwiqah ila’ilmil Qur’an.
 Nama- Nama Ilmuan Besar Beserta Karyanya Pada Masa Dinasti Mamluks


 
NO
NAMA ILMUAN
KEAHLIAN
KARYA-KARYA
1
Ibn Nafis (Alauddin Abu al-‘Ala Ali ibn Al-Haram Al-kursyi Al-Dimasyiki ibn Nafis(Lahir di Damaskus)
- Dokter / kedokteran,tata bahasa Arab,Logika dan ilmu keislaman lainnya.
- Kitab as-Syamil fi at-Thibb (ensiklopedi kedokteran )
- Al-Muhadzdzah fi al-Kuhl (buku yang mencakup hampir seluruh cabang ilmu kedokteran Arab pada waktu itu)
- Mujiz al-Qanun (mengenai seluruh bagian ilmu kedokteran yang diperuntukkan terutama bagi para dokter praktik)merupakan intisari lengkap buku Qanun ibnu Sina, kecuali astronomi(ilmu urai tubuh)dan fisiologi(fa’al tubuh)
- Komentar terhadap buku Hurain ibn Ishak “Masail” fi at-Thibb
- Komentar secara lebih luas terhadap Qanunnya ibnu Sina “Khusus masalah yang berkaitan dengan Anatomi.





2
Ibn Al-Kuh (Murid ibn Nafis)
- Dokter  Bedah
- Menulis buku tentang Ilmu Bedah.
3
Abu Hayyan Al-Gharnati Nahhas
- Ahli Psikologi

4
Abu Fida (Ahli geografi terbesar pada masanya).(Lahir di Damaskus)
- Geografi  dan Sejarah
- Mukhtasir Tarikh al-Basar ( Sejarah Universal)
- Takwin al-Buldan ( Buku Deskripsi geografis yang dilengkapi data-data berupa tabel-tabel matematika dan fisika.


ULAMA ASLI MESIR YANG MEMBANTU MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI AL-AZHAR
NO
NAMA
WAFAT
1
Abu Al-Abbas Ahmad Al-Qalqasyandi
821 H = 1418 M
2
Taqiyuddin Ahmad Al-Magrizi
845 H = 1441 M
3
Ibn Hajar Al-Asqallani
852 H = 1448 M
4
Badruddin Mahmud Al-‘Aini
855 H = 1451 M
5
Sirajuddin Al-Balqimi
868 H = 1464 M
6
Syarafuddin Al-Mennawi
871 H = 1467 M
7
Abu Al-Mahasin bin Taghi Bardi
874 H = 1470 M
8
Syamsuddin Al-Sakhawi
902 H = 1497 M
9
Jalaluddin Al-Suyuti
911 H = 1505 M
10
Muhammad bin Ahmad bin Iyas
930 H = 1523 M








DAFTAR PUSTAKA

Mahmud Yunus, 2008, Sejarah Pendidikan Islam. jakarta: PT. Mahmud Yunus  Wadzurriyyah.

Musyrifah Sunanto, 2007, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta: Kencana.
Bernard Lewis, 2010, Sejarah Timur Tengah: Sejak Munculnya Agama Kristen Hingga Sekarang. Terj. Abd. Rahman Abror dari The Middle East. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Hanun Asrahah, 1999, Sejarah Pendidikan Islam, jakarta: Logos.

Hasan Langgulung, 2003, Pendidikan Islam Dalam Abad 21, jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru.

Abdul Munir, Tersedia: http://dorokabuju.blogspot.com/2007/12/dinasti-mamluk-pembentukan-kemajuan-dan.html. (Diakses tanggal, 25/12/2012), pukul 19:37.

http://guecyahya.blogspot.com/2012/05/kejayaan-islam.html. (diakses tanggal, 25/12/2012), pukul 21.00

Wikipedia,http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Mamluk_%28Kairo%29.(Diakses tanggal, 25/12/2012), Pukul 19.45


 
[1] Musyrifah Sunanto, sejarah islam klasik (jakarta:kencana,2007),hal:204.
[2] Perebutan kekuasaan pemerintah secara paksa.
[3]Badri Yatim, ibid., hal.125
[4] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, hal.214
[5]Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, hal.215

Tidak ada komentar:

Posting Komentar