SEJARAH AWAL MULA NAMA KOTABARU
DI KABUPATEN MELAWI
A.
Kehidupan Penduduk Awal di Kotabaru
Pertama kali yang tinggal atau yang
menjadi penduduk masa awal di Tanah Pinoh tepatnya berkedudukan di Gelombang
(saat ini menjadi Dusun Gelombang) adalah
Pangeran Surya.
Pangeran surya mempunyai seorang
putri yang bernama Dayang Bangas, ketika Pangeran Surya milir ke Sintang (saat
ini adalah Kabupten Sintang) bersama putrinya Dayang Bangas untuk menghadap
Raja Sintang , dengan maksud mencari jodoh untuk putrinya, oleh Raja Sintang
Dayang Bangas disuruh memilih ketujuh putranya dengan cara ketujuh putranya
tersebut berbaring di tengah malam dan diselimuti dengan kain dari kepala
sampai ujung kaki dayang bangas diperintahkan Raja Sintang untuk memberikan
tanda contreng kapur sirih di kening salah satu ketujuh putra raja tersebut,
setelah siang hari nampaklah yang diberi tanda oleh Dayang Bangas adalah putra
Raja Sintang yang bernama Abang Mahmud.
Setelah menikah antara Abang Mahmud
dan putri Dayang Bangas, Abang Mahmud mendapat gelar Penembah Cahaya, kemudian
setelah prosesi pernikahan itu Penembah Cahaya kembali ke Tanah Pinoh bersama
keluarga dan dibekali Raja Sintang seorang kawa lulun atau abdi.
Pada masa itu Penembah Cahaya
membuat pondok di munggu jengkol kampong Gelombang dan langsung memerintah atau
menjadi Raja, selama pemerintahan Penembah Cahaya sering terjadi peristiwa kayau
mengayau atau memotong kepal yang dilakukan oleh orang-orang yang datang dari daerah Kepingan (suku
kuhin) daerah Kalimantan Tengah, karena ada kejadian yang meresahkan
penduduk masa itu maka Penembah Cahaya memerintahkan kepada prajurit untuk membuat
parit kuta di sekeliling kampong dan di atas parit di pagari dengan kayu
belian, agar terhindar dari gangguan bahaya dan masa itulah Penembah Cahaya
mendapat gelar Penembah Tajor Alam. (Makam penembah Tajor alam dan keluarganya
ada di dekat jalan provinsi di daerah Gelombang).
Seiring waktu berlalu Penembah Tajor
Alam meminta pada Raja Sintang untuk mengajar agama islam, maka oleh Raja Sintang
dikirim seseorang bernama Abu Bakar Paku Negara.
Abu Bakar Paku Negara-lah yang
pertama kali menyebarkan agama islam di Tanah Pinoh berkedudukan dikampung Gelombang.
Ketika pemerintahan Penembahan Tajor Alam diganti oleh H. Abu Bakar Paku Negara.
Pada masa itu penduduk yang menempati wilyaha kerajaan si Gelombang terdiri
dari suku kejinjal.
B.
Perkembangan Kerajaan Kotabaru (Pemerintahan Sebelum Kemerdekaan)
Disamping samping menyebarkan agama
islam H. Abu Bakar Paku Negara yang telah menjadi raja pengganti dari Penembah Tajor
Alam, H. Abu Bakar Paku Negara mendapat gelar Pangeran Prabu. Suku kejinjal
yang tidak masuk islam akhirnya pindah dari Tanah Pinoh tapi ditahan oleh
Pangeran Prabu, kepada mereka yang tidak masuk islam di beri tempat seperti di
sungai Sekocu, Potai, Rompam, dan Pengumut (Kecamatan Sokan).
Pangeran Prabu mepunyai keturunan
yakni enam orang putra putri, antara lain: 1. H. Abang Marjunit (Pangeran Anom
Kesumanegara), 2. H. Abang Sukri (Pangeran Mangku Negara), 3. H. Abang Ismail
(Pangeran Paku Negara), 4. H. Abang Ahmad (Pangeran Jaya), 5. H. Abang Aris
(Pangeran Cikra), dan terakhir adalah bungsu perempuan, 6. Dayang Zubaedah.
Pemerintahan pangeran prabu diganti
anaknya yaitu Pangeran Anom (H. Abang Marjunit) dan setelah itu pemerintahan
kerjaannya turun-menurun, setelah Pangeran Anom yang memerintah kemudian
diganti oleh adiknya yang ketiga yaitu Pangeran Paku (H. Abang Ismail), sedangkan
putra pangeran prabu yang kedua yaitu Pangeran Mangku (H. Abang Sukri) tidak
menjadi raja, ddan tidak alasan yang pasti kenapa Pangeran Mangku itu tidak
memerintah. Pangeran Paku diganti adiknya yang ke 4 yakni Pangeran Jaya (H.
Abang Ahmad.
Pada masa pemerintahan Pangeran Jaya
di Gelombang sudah ada kepala kampong yang memerintah dibawah raja, kepala
kampung Gelombang pertama ditunjuk oleh raja adalah H. Abang Usman, dan setelah
Pangeran Jaya (H. Abang Ahmad) memeritah, pemerintan itu diganti kembali adik
laki-laki yang terakhir yaitu Pangeran Cikra Kusuma Negara (H. Abang Aris). Pada waktu itu pangeran cikra sebagai raja, Tanah
Pinoh dikenal dengan nama Pinoh Laden oleh Belanda dan Jepang.
Setelah Pangeran Cikra wafat diganti
oleh H. Abang Muhamad Arif dari Sokan, beliau adalah merupakan anak dari Gusti
Muhamad Ali Raja Sokan. Ketika pemerintahan dipegang oleh H. Muhamad Arif Tanah
Pinoh, Sokan, Sayan, dijadikan satu dengan berkedudukan diKotabaru atau pinoh
landen sebagai pusat pemerintahan, H. Abang Muhamad Arif mendapat gelar Pangeran
Agung Kertasari. Tidak lama memerintah dan setelah menyatukan Tanah Pinoh,
Sokan, Sayan, Pangeran Agung Kertasari di panggil Jepang ke Pontianak (tidak
ada informasi mengenai apa tujuan pemanggilan Pangeran Agung Kertasari ke
Pontianak) sampai beliau wafat.
Karena kekosongan pemerintahan
setelah di tinggalkan oleh Pangeran Agung Kertasari akhirnya pemerintahan Pinoh
Landen di pegang ketua majelis yakni Abang Bakri, dan dia adalah putra dari
Pangeran Cikra Kusuma Negara sampai proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17
agustus 1945. Pada tahun 1949, pemerintah Pinoh Landen diserahkan kepada
pemerintah pusat, dan di Kotabaru Tanah Pinoh dikepalai oleh Demang.
Daftar Nama-nama Raja-raja yang memeritah di Tanah Pinoh (PinohLaden)
Kutabaru dari awal hingga kemerdekaan RI
No
|
Nama
|
Gelar
|
1.
|
Abang
Mahmud
|
Penembah
Cahaya/Penembah Tajor Alam
|
2.
|
H.
Abu Bakar Paku Negara
|
Pangeran
Prabu
|
3.
|
H.
Abang Marjunit
|
Pangeran
Amom
|
4.
|
H.
Abang Ismail
|
Pangeran
Paku
|
5.
|
H.
Abang Ahmad
|
Pangeran
Jaya
|
6.
|
H.
Abang Aris
|
Pangeran
Cikra Kesuma Negara
|
7.
|
H.
Abang Muhamad
|
Pangeran
Agung Kertasari, Raja Pinoh Landen
|
8.
|
Abang
Bakri
|
Raja
Pinoh Landen Sampai Proklamasi Kemerdekaan Ri 1945
|
C.
Perkembangan Kerajaan Kotabaru (Pemerintahan Setelah Kemerdekaan)
Perkembangan kerajaan Kotabaru
selanjutnya, pada pemerintahan setelah kemerdekaan Republik Indonesia Tahun
1945, pemimpin yang memerintah dalam pemerintahan tidak lagi menggunakan
sebutan raja, akan tetapi dikenal dengan sebutan Demang. Mengapa tidak lagi disebut
sebagai raja, karena sudah jelas yang menjadi raja terakhir pada kerajaan Kotabaru
adalah Pangeran Agung Kertasari yang pergi ke Pontianak atas panggilan dari
Jepang dan tak pernah kembali lagi. Dan pada saat kemerdekaan RI, sebagian
kerajaan di Nusantara menyerahkan kekuasaannya pada pemerintah pusat dan
menyatakan bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketika sudah mengenal kepala kampung
yang memerintah di bawah raja, pada saat itu Gelombang diperintah oleh Kepala
Kampung dan yang pertama memerintah adalah. H. abang usman, kemudian diganti H.
Zaenal, setah itu diganti lagi dengan H. Abang Aziz, seiring menggatikan
pemimpin sebelumnya, H Abang Aziz diangkat juga sebagai penggawa diKotabaru,
penggantinya sebagai kepala kampung Gelombang selanjutnya adalah Abang Yusuf H.
Ali (sekitar tahun 1963) setelah itu diganti Abang Ahmad, sama seperti H. Abang
Aziz, Abang Ahmad di angkat sebagai penggawa Kotabaru, dan yang menjadi pengganti sebagai kepala kampung Gelombang
adalah Tanu TR sampai 1974, akan tetapi dia mengundurkan diri dan diganti oleh Abdul
Gafar AL sampai 1980.
Pada saat ini setelah Kotabaru
diserahkan pada pemerintah pusat pada tahun 1949 lalu, semula Kotabaru yang
terdiri atas daerah Kotabaru, Sokan, dan Sayan yang menyatu dalam satu daerah
oleh pemerintah daerah dimekarkan menjadi Kecamatan, yakni Kecamatan Kotabaru,
Sokan, serta Kecamatan Sayan.
Tahun 1982, kampung Gelombang
berubah menjadi Desa Gelombang dan masih dipimpin abdul Gafar AL sebagai kepala
Desa Gelombang sampai tahun 1988. Pada tahun 1988, oleh pemerintah
diadakan penggabungan dan pengembangan
desa yang mana pada waktu itu Desa Gelombang begabung dengan Desa Pekawai
(bersatu) dan kemudian diberi nama Desa Loka Jaya, oleh pejabat di Desa dan di
Kecamatan pusat desa pengembangan berkedudukan di Desa Pekawai sampai saat ini
untuk kepemimpinan Desa Loka Jaya. Menurut dalam data yang di peroleh dari masyarakat
setempat hanya kepemimpinan Desa Pekawai yang dimasukan dalam silsilah berdirinya
Desa Loka Jaya, setelah bergabungnya Desa Gelombang dengan Desa Pekawai saat
ini di sebut Desa Loka Jaya, maka Desa Gelombang turun derajatnya menjadi Dusun.
D.
Peninggalan Kerajaan Kotabaru
Mengawali sejarah kampung Gelombang
yang berawal dari sejarah raja-raja, karena selama memerintah sampai wafatnya
dan dari pemerintahan raja berubah menjadi pemerintah pinoh landen, kampung Gelombang
banyak mengukir sejarah karena sampai saat ini makam para raja masih ada akan
tetapi masyarakat sekitar saat ini kurang memperhatikannya, kemudian masjid
jami’ berubah menjadi masjid nurul aman, dan peninggalan lainnya yang di simpan
keturunan para raja seperti tempayan (kedena), 4 Buah Lela (2 temabaga dan 2
besi), makam-makam raja yanga da dikampung Gelombang. 1. Makam penembah Tajor
alam/penembah cahaya (abang Mahmud sekeluarga). Makam pangeran surya. Makam
pangeran prabupaku Negara (abu bakar paku Negara). 4. Makam pangeran paku (h.
abang ismail). 5. Makam pangeran anom (h. abang marjunit). 6. Makam pangeran
jaya(h. abang ahmad). 7. Makam pangeran cikra kusuma Negara (h. abang aris). 8.
Makan dayang zubaedah.
E.
Awal Mula Nama Kotabaru (Kutabaru)
Kembali pada sejarah awal mula nama
dari daerah Kotabaru yang berada di Kabupaten Melawi, kita mengingat kembali
juga pada cerita sejarah ketika pada masa pemerintahan Penembah Cahaya sering
terjadi peristiwa kayau mengayau atau memotong kepal yang dilakukan oleh
orang-orang yang datang dari daerah Kepingan
(suku kuhin) daerah Kalimantan Tengah.
Peristiwa kayau mengayau atau
memotong kepala manusia itu menyebabkan ketakutan serta kegelishan yang di
rasakan oleh penduduk, dan karena kejadian yang meresahkan penduduk masa itu,
maka Penembah Cahaya memerintahkan kepada prajurit untuk membuat parit kuta di
sekeliling kampong, parit itu di maksudkan agar para pengayau itu tidak dapat masuk ke dalam kampung, dan di
atas parit itu di pagari dengan kayu belian, agar terhindar dari gangguan
bahaya dan masa itulah Penembah Cahaya mendapat gelar Penembah Tajor Alam.
Tidak banyak orang yang mengetahui
ternyata nama Kotabaru itu sebelumnya adalah Kutabaru, dan nama Kutabaru
itu sendiri muncul sejak peristiwa pembuatan sebuah parit kuta. Kenapa di sebut
kuta, karena Kuta itu artinya adalah benteng(parit), sedangkan baru adalah
artinya baru dibangun. Sejaksaat itulah daerah tersebut bernama Kutabaru.
Mengapa saat ini daerah yang bernama
Kutabaru itu kini lebih dikenal dengan nama Kotabaru, dan kenapa hal ini bias
terjadi?. Banyak informasi yang saya peroleh mengapa Kutabaru itu saat ini
lebih dikenal sebagai Kotabaru. Melalui wawancara dari salah seorang penduduk
setempat, bapak Ahmad Tabrani, beliau mengatakan “dolok ti Kotabaru tuk
memang Kutabaru nama e, sejarah e kan nama Kutabaru tuk padai masa yak raja ada
mulah benteng paret yang ditimpai kuta, sedangkan baru yak padai baru dipulah,
ha.. jadi lalu disobutlah ya Kutabaru, padai apai lebih kenal ngan Kotabaru,
setau aku padai masa yak ti Kutabaru tuk kota e, jadi dikenallah dengan Kotabaru
(bahasa Kotabaru)” yang artinya “Dahulu Kotabaru itu namanya memang Kutabaru,
sejarahnya kan Kutabaru itu pada masa raja ada membuat benteng parit yang di
sebut kuta, sedang kata baru-nya itu karena baru dibangun, jadi disebutlah Kutabaru,
kenapa lebih dikenal dengan Kotabaru, setahu saya pada masa itu Kutabaru adalah
kota, jadi dikenallah dengan Kotabaru.
Informasi selanjutnya di dapat dari
Bapak Bohari, yang juga merupakan penduduk Kotabaru sendiri, menurut beliau “sidak
jaman dolo’ ti yang ilik dari ulu Kutabaru kalau di tanyak nak ilik ke monai?,
jawab e nak ilik ke kota lok, aher endak lama disobutlah ya kotabaru, waktu
dolok kan Kutabaru ti dah jadi kota waktu pemerintah seudah merdeka (bahasa
Kotabaru)” yang artinya, orang jaman dulu itu yang pergi dari hulu Kotabaru
bila di tanya mahu milir kemana?, jawab mereka mahu milir ke kota dulu,
akhirnya lambat laun disebutlah ia Kotabru, dahulu itu kan Kutabaru sudah
menjadi kota pada waktu pemerintah sudah merdeka”.
Sedangkan pada nama kampung Gelombang
sendiri adalah Gelombang itu berarti tengah-tengah kampung. Konon ada mata air
yang mengalir di tengah-tengah kampung itu, dan sungainya bergelombang maka
oleh para raja dinamakan kampung Gelombang.
bagak kesah e,cuman mau diborek refrensi sak lebih bagak e 🙏
BalasHapusBaruk tau bekoti sejarah kampung derik tuk wkwk,🙏🙏 mintak rela bah
BalasHapusAlhamdulillah,makasih bg kusmayadi..jadi tau sejarah almarhum datok kami,H.Abang Muhammad Arif atau Pangeran Agung Kertasari,sebagai tambahan beliau dimakanmkan di Pontianak,cerita dari Almarhum Kakek (Anak Beliau),sentua meninggal diracun tentara jepang dalam tangsi militer sungai raya.
BalasHapus